".....Ndo' Bude kirim pastelnya besok pake paket yah...., tapi bude bekuin di kulkas dulu supaya awet di perjalanan....". Kira2 seperti itulah kata-kata yang menginspirasikan founder
Hani's Pastel untuk memulai bisnis kuliner seperti sekarang ini,
pastel beku. Dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan racikan yang pas untuk menghasilkan pastel yang tetap awet disimpan dalam freezer dan tetap terjaga mutu dan rasanya selama berbulan-bulan, dan selalu
'fresh from the oven' ketika kita menggoreng kapanpun kita mau.
Dari mulai olahan kulit pastel yang murni tanpa menggunakan mesin sampai isian pastel semua telah tertakar dengan pasti, tidak boleh berlebih apalagi kekurangan. Walaupun tidak mengikuti standar QC (=quality control) seperti pabrik-pabrik besar pembuat makanan olahan, tapi berdasarkan pengalaman semua tertakar karena mutu dan rasa harus selalu dijaga. Inilah yang selalu menjadikan industri rumah tangga mempunyai ciri yang khas jika dibanding dengan pabrik besar. Kadang sedikit faktor psikologis si pembuat bahwa membuat dengan tangan lebih mantab dibanding menggunakan alat bantu mesin, seperti halnya cara pembuatan kulit pastel. Dan pada kenyataannya meng-uleni (mixing) tepung dan telor dengan tangan lebih baik hasilnya jika dibanding menggunakan mesin mixer (pencampur).
Hasil pencampuran tepung dan telor ditambah beberapa bahan lain setelah kalis tercampur tidak langsung bisa dibuat kulit pastel, perlu pengendapan beberapa saat. Inipun juga menjadi faktor yang penting karena kulit pastel sebagai pembungkusnya harus tahan lama, mudah dibentuk dan tetap renyah di mulut setelah digoreng.

Secara umum isian pastel dapat dibuat berbagai macam rasa.
Hani's Pastel mengeluarkan tiga produk rasa untuk isian yaitu: ayam, udang dan daging sapi. Semua bahan isian dimasak terlebih dahulu sebelum dibungkus oleh kulit pastel. Untuk menyempurnakan sajian isian pastel maka ditambahkan bahan sayuran seperti wortel, buncis, daun bawang dan bumbu-bumbu. Secara umum pastel dari
Hani's Pastel bisa dikatagorikan sebagai makanan 4 sehat, sehingga bisa disajikan sebagai pengganti makanan 3 kali sehari, pagi, siang dan malam, ataupun sebagai makanan cemilan.
Kulit pastel yang telah diendapkan tadi kemudian dipipihkan dengan menggunakan mesin rol. Dengan peralatan mesin rol ini proses pemipihan kulit jadi lebih cepat dan merata ketebalannya. Kalau kembali ke era 70-an akhir sampai awal 80-an, mungkin ibu kita atau nenek kita menggunakan botol kecap untuk memipihkan kulit pastel. Cukup sederhana, adonan kulit dibentuk bulatan-bulatan sebesar bola pingpong, letakkan di atas meja yang rata, lalu dengan botol kecap tadi bulatan-bulatan adonan ditekan sambil digelindingkan ke depan belakang sampai adonan tadi menipis dan melebar. Ketebalan kulitpun jadi bisa beragam tergantung tekanan botol kecap tadi di atas kulit. Proses selanjutnya tidak ada perbedaan, kulit dipotong-potong menurut pola yang dikehendaki, adapun saat ini kreasi bentuk pastel merupakan hasil kreatifitas pembuat untuk menarik perhatian pembeli.
Isian kemudian di sisipkan ketengah kulit pastel. Banyaknya disesuaikan dengan besarnya kulit pastel, kulit dilipat sedemikian rupa dan direkatkan satu sama lainnya. Bisa pula dibentuk pinggiran pastel dengan cetakan yang ada di pasaran, atau dengan keahlian tangan, pinggiran kulit pastel di-linting (dipilin, yang ini cara tradisional) sehingga manis dilihat. Pastel setengah jadi ini kemudian ditata rapi di nampan-nampan plastik untuk dipersiapkan ke proses selanjutnya.
Proses selanjutnya, menggoreng pastel. Tidak asal menggoreng, salah-salah pastel yang semula akan dibekukan jadi gosong karena salah dalam menggoreng. Untuk urusan menggoreng pastel setengah jadi ini pun ada teknik khusus, tidak bisa sembarangan menggoreng. Tapi ini bukan berarti sulit untuk dipelajari....., hanya perlu kebiasaan dan ketekunan. Secara umum pastel ini tidak boleh sampai mateng seratus persen, kalau boleh dibilang setengah mateng mungkin sedikit mirip. Intinya, kulit harus terlihat kuat, tidak terlalu lembek, tapi tidak terlalu kering. Hal ini untuk menjaga bentuk pastel yang selalu tetap selama proses penyimpanan di lemari pembeku (
freezer) dan tetap terjaga keutuhannya.
Pengepakan dilakukan dengan wadah plastik bening yang kuat dan tebal, ini juga untuk menjaga pastel tetap utuh dalam proses pembekuan, pengiriman maupun penyimpanan di konsumen. Pastel yang telah digoreng tadi dimasukan satu persatu ke dalam plastik kemudian plastik tadi di hot press sampai plastik tertutup rapat sehingga pastel tidak terhubung langsung dengan udara luar. Hal ini salah satu faktor yang membuat pastel menjadi tahan lama selain penyimpanannya di
freezer. Setelah memakan waktu tidak lebih dari 12 jam pastel telah beku dan siap dipasarkan.......